Kaum muslimin yang dirahmati Allah, sholat adalah rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat. Sholat memiliki kedudukan yang sangat agung dalam agama ini. Mendirikan sholat adalah salah satu ciri orang yang bertakwa. Sebaliknya, melalaikan sholat adalah ciri orang yang celaka. Malas mendirikan sholat juga merupakan ciri kaum munafikin.
Ketika ditanya oleh malaikat Jibril tentang Islam, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah apabila kamu sanggup mengadakan perjalanan ke sana.” (HR. Muslim dari Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu)
Pada pagi hari kita sering mendengar seruan mu’adzin ‘ash-Sholatu khoirun minannaum’ yang artinya, “Sholat lebih baik daripada tidur.” Bahkan disebutkan dalam hadits bahwa dua raka’at yang dikerjakan sebelum sholat subuh itu jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya (HR. Muslim)
Bahkan setiap kali mu’adzin mengumandangkan adzan kita mendengar kalimat ‘hayya ‘alash sholaah’ yang artinya, “Mari mengerjakan sholat.” Setiap muslim yang mendengar seruan ini tentu merasa diingatkan untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah dan berzikir kepada-Nya. Karena sesungguhnya zikir adalah sebab hidupnya hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.” (HR. Bukhari).
Abul ‘Abbas al-Harrani rahimahullah berkata, “Zikir bagi hati seperti air bagi ikan. Maka apakah yang akan terjadi pada ikan apabila dia dikeluarkan dari air?”
Zikir kepada Allah akan mendatangkan kekuatan iman dan ketentraman hati. Sebaliknya, melupakan Allah dan tenggelam dalam kelalaian akan mengeraskan hati dan membutakan mata hati. Balasan serupa dengan jenis perbuatan. Apabila mereka melupakan Allah maka Allah pun melupakan dan meninggalkan mereka. Apabila mereka mengingat Allah maka Allah pun akan mengingat dan menolong mereka.
Di dalam hadits yang sahih pula digambarkan bahwa sholat lima kali sehari adalah seperti mandi lima kali sehari yang membersihkan diri kaum beriman dari bercak-bercak dosa dan noda-noda maksiat. Bahkan, sholat lima waktu dari satu sholat menuju sholat berikutnya menjadi penghapus dosa-dosa selama dosa besar dijauhi olehnya. Sungguh kenikmatan yang sangat besar bagi mereka yang mau tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman lelaki atau perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara kemudian masih ada bagi mereka pilihan lain dalam urusan mereka itu. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (al-Ahzab : 36)
Apabila kita sanggup berdiri untuk antri di depan ATM untuk mengambil uang yang kita cintai maka apakah yang menghalangi kita untuk berbaris dengan rapi di dalam rumah-rumah Allah demi menggapai kecintaan Rabb penguasa langit dan bumi? Tersungkur sujud kepada makhluk adalah suatu yang sangat nista bagi seorang mukmin. Sebaliknya, tersungkur sujud dengan penuh kekhusyu’an di hadapan Allah ketika sholat adalah sebab kemuliaan dirinya di hadapan Allah.
Sungguh sebuah kemuliaan yang sangat besar bagi manusia. Ketika Allah syari’atkan kepada mereka ibadah sholat. Yang di dalamnya mereka mengagungkan Allah, memuji-Nya, menyanjung-Nya, dan berdoa kepada-Nya. Bukankah di dalam sholat kita selalu memohon hidayah kepada Allah untuk bisa berjalan di atas jalan yang lurus? Aduhai, betapa besar kebutuhan kita kepada hidayah itu sampai-sampai Allah wajibkan kita untuk membacanya setiap kali sholat.
Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)
Apalah artinya hidup ini apabila seorang insan selalu dirundung oleh kebingungan dan kehilangan hidayah dari Rabbnya. Gelaplah hidupnya. Tiada cahaya yang menerangi perilaku dan gerak-gerik hatinya. Tidak bisa membedakan kebenaran dengan kebatilan. Tidak bisa lolos dari berbagai ujian dan cobaan. Selalu resah dan dirundung oleh kesedihan dan kegalauan. Inilah hakikat keadaan setiap orang yang berpaling dari petunjuk Allah dan ajaran-Nya.
Malik bin Dinar rahimahullah berkata, “Telah keluar para pemuja dunia dari dunia ini dalam keadaan belum merasakan sesuatu yang paling nikmat di dalamnya.” Orang-orang pun bertanya kepadanya, “Apakah itu yang paling nikmat di dunia wahai Abu Yahya?” beliau menjawab, “Yaitu mengenal Allah ‘azza wa jalla.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pasti akan merasakan manisnya iman orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim dari al-‘Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu)
Menunaikan sholat adalah sebuah kenikmatan yang hanya bisa dirasakan oleh orang-orang beriman. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah merasakan kesejukan hatinya apabila sedang menjalankan sholat dan bermunajat kepada Rabbnya. Sungguh telah ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam teladan yang indah bagi orang-orang yang berharap kepada Allah dan takut akan hari akhir serta banyak mengingat Allah.
Ayo sholat… Sebelum kematian datang dan tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat…
Semoga Allah merahmati seorang penyair yang berkata :
Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang cendekia
Mereka ceraikan dunia dan takut akan fitnahnyaMereka melihat apa yang ada di dalamnya
Tatkala mereka mengetahui bahwa ia bukan tempat tinggal selamanyaMereka pun menjadikan dunia itu sebagai samudera
Dan mereka jadikan amal salih sebagai bahtera